Jumat, 09 Juni 2017

Istri Binangkit

#Day8

Bicara soal "Istri Binangkit", mungkin sayabtermasuk salah satunya.

Masakan saya enak, beres-beres rumah sudah biasa, nyetir biasa sendiri, ganti ban mobil bisa, manjat pohon jago, olah raga juga hobi, menjahit oke, merajut hayu.... Apa lagi? Tinggal sebut aja. Saya bisa, atau sedikitnya bisa saya pelajari.

But please deh jangan pernah minta saya menurunkan berat badan, SUER... GAK PERNAH SUKSES!!!! 😂😭😭😭😭

#NulisRandom2017
#NulisRandomVit
#VitNulisRandom

Warung Pak Edi

#DAY7

Selepas sahur dan shalat subuh tiba-tiba saja ingin jalan-jalan di sekitar rumah. Kebetulan udara tidak terlalu dingin selepas hujan sepanjang malam tadi.

Berbekal senter aku melangkah ke luar rumah, ku telusuri gang kecil dari rumahku menuju jalan raya. Beberapa kali berpapasan dengam bapak-bapak yang kembali dari masjid.

Sepertinya aku akan lansung menuju warung sayurnya Mang Mami, biasanya setengah enam pagi sih masih beres-beres, tapi ga apa lah biar ku tunggu sambil jalan-jalan.

Aku mengambil arah berlawanan untuk mengulur waktu dan sedikit  geral badan, lumayan itung-itung olahraga. Aku memutar arah ke belakang warung sayur menuju jalan beraspal supaya lebih nyaman melangkah.

Masih sepi dan kendaraan pun masih jarang. Pantaslah, ini masih jam lima lewat. Dari kejauhan aku melihat sebuah cahaya bergoyang-goyang, sepertinya dari sebuah senter. Mungkin ada orang lain yang sama denganku, berjalan menikmati udara subuh yang hangat ini.

Sepertinya cahaya senter itu berenti di satu tempat, warung pa Edi. Aku matikan senter karena di sekitarku ada beberapa lampu jalan walau tidak terlalu terang.

Aku amati sosok di depan warung pa Edi, tampak bergerak ragu dan itu bukan Pa Edi. Aku mengendap ke arah warung, berusaha mencari tahu lebih dekat. Aku berlindung di balik pohon-pohon di sekitar agar bayanganku tidak terlihat.

Benar, laki-laki itu bukan pa Edi, ia seorang pemuda yamg rasanya bukan penduduk sekitar sini. Dia mengeluarkan sebatang besi, sepertinya linggis.

"Pasti maling." Pikirku
Aku sedikit tegang dan tak tahu harus berbuat apa, jika aku berteriak mungkin saja dia akan balik menyerang dan memukulku dengan linggisnya. Aku perempuan, tenagaku mungkin tidak sebanding jika harus melawan dan linggisnya itu yang membuatku seram.

Masih dalam suasana yang menegangkan, aku lihat dari kejauhan ada sosok lain mendekati warung. Dari posturnya aku mengenali pria tersebut, itu pa Edi pemilih warung.

"Alhamdulillah" ucapku dalam hati sedikit lega.
Pak Edi berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkah dengan lebih cepat, sepertinya dia menyadari ada orang yang akan membongkar warungnya.

Kembali aku merasa tegang, akan kah terjadi baku hantam ntra mereka. Pak Edi berdiri tidak jauh dari orang tersebut, dia terdiam. Tiba-tiba terdengar pemuda itu bicara dalam Bahasa Sunda.

"Hey maneh, kadieu, pantona beulah dieu. Buru bantuan aing ke bagi dua beubeunanganna"
("Hey kamu, sini, pintunya sebwlah sini. Cepat bantu saya nanti hasilnya kita bagi dua")

Rupanya dia mengira pak Edi juga orang yang akan mencuri. Dalam hari aku ingin tertawa, tapi aku masih merasa tegang melihat kejadian di depan mataku ini, sampai keringat dingin rasanya.

Pak Edi terlihar mendekat dan bicara, juga dalam Bahasa Sunda.
"Na ari sia ngariripuh maneh, eta di handap aya koncina. Dieu ku aing dibuka gembokna."
("Kamu ini gimana menyusahkan diri sendiri, tuh di bawah ada kuncinya. Sini biar saya yang buka kuncinya.")
Pak Edi bungkuk, sepertinya berpura-pura mengambil kunci, dia membuka gembok lali terdengar bicara lagi.
"Jug asup, buru ku aing di jagaan di dieu."
("Sana masuk, cepat saya jaga disini.")

Pemuda itu terlihat masuk dengan cepat, pak Edi dengan tenang kembali menutup pintu dan mengunci kembali gembok di pintu warung.

"SOK JANG BEAKEUN WE EUSI WARUNGNA, KU AING DI KEREM SIA DI JERO"
("SILAHKAN NAK  HABISAKAN SAJA ISI WARUNGNYA, SAYA KURUNG KAMU DIDALAM")

Pak Edi tertawa  gembira, aku pun akhirnya ikut tertawa dan keluar dari tempatku bersembunyi. Pak Edi meminta bantuanku untuk memanggil ketua RT untuk mengurus masalah ini. Aku berangkat memenuhi permintaan Pak Edi, tapi aku tidak kembali ke warung Pak Edi jadi aku tak mengetahui kelanjutan dari nasib pemuda yang Pak edi kurung di warungnya. Hanya pada siang harinya tersebar kabar barwa dia sudah diserahkan ke kantor polisi.

#NulisRandom2017
#VitNulisRandom
#NulisRandomVit

Selasa, 06 Juni 2017

KURUPUK OJAY



#Day6

Yang kurang di Sukabumi waktu bulan puasa itu adalah Kurupuk Ojay.

Kerupuk mienya sendiri pun sulit di temukan. Waktu ditanya soal kurupuk ojay, jarang orang tahu makanan seperti apa itu. Hanya beberapa orang yang pernah tinggal di Bandung yang tahu.

Hari ini sudah 2 hari saya di Bandung, dan rasa kangen saya akan Kurupuk Ojay terobati. Hampir setiap hari mama menyediakan Kurupuk Ojay dan rujak cuka sebagai makanan pembuka buka puasa selain kurma dan kolak.

Luar biasa rasanya. Selain masakan masakan mama selalu nomor 1, kurupuk ojay memang kutunggu-tunggu.

Makanan sederhana yang murah meriah. Hanya kerupuk mie yang siap goreng yang bisa kita beli di pasar ditambah dengan kuah sambal oncom yang rasanya bisa disesuaikan dengam selera si pembuat.

Tidak membutuhkan waktu lama dalam mengolahnya, hanya siapkan oncom, cabai, bawang putih, bawang merah, garam dan sedikit gula saja. Tumis semua bumbu, setelah tercium harum tinggal masukan oncom yang sudah dipotong kecil-kecil dan biarkan sampai matang. Jumlah air untuk kuah di sesuaikan saja dengan selera.

Nah oncom Bandung pun jarang bisa kita temukan di Sukabumi. Oncom Bandung biasa di sebut oncom bereum yang terbuat dari kacang tanah sedangkan oncom Sukabumi yang ada di pasaran yang warnanya menyerupai oncom Bandung, biasanya terbuat dari ampas tahu yang difermentasi sama seperti oncom Bandung. Tapi di Sukabumi ada juga oncom yang terkenal dengan rasanya yang enak dan terbuat dari kacang pula. Oncom Hideung banyak di produksi di daerah Cirumput Sukabumi hingga biasa disebut juga Oncom Cirumput.

#NulisRandom2017
#NulisRandomVit
#VitNulisRandom

Senin, 05 Juni 2017

Di PHP in deh...

#Day5
Hari sabtu belum beres, tinggal ngerapihin katanya. Okay... kebetulan juga saya sakit jadi ga bisa ketemu. Janjinya senin jam 1, fine... sekalian paginya saya antar mama dulu.  Senin jam 12 dapat kabar, "Jm 2 aja ya.", ookay... Mulai ga enak hati nih.

Jam 2 kurang 1 menit,
"Maaf."
"Kenapa?"
"Mesinnya service sejak sabtu"
"Jadi?"
"Besok ya?"
"Oookay.. jam?"
"Siang."
"Ooookay."
"Makasih ya."
"Hmffff..." pengen ngemil kardus deh sambil nyakar-nyakarin beton, udah ngajanteng diparkiran baru bilang mesinnya service dr hari sabtu, sementara ada foto barang teman dengan waktu produksi yang sama sudah tersebar kemarin... "Hellllaaaaw!!!!"

Lalu aku buka wa, dan mengirimkan berita pada 100 orang dengan isi kabar yang sama, "Maaf ada keerlambatan pengiriman barang. Insya Allah besok akan terkirim semua, doakan saya sehat."

#NulisRandom2017
#VitNulisRandom
#NulisRandomVit

Minggu, 04 Juni 2017

Iiiih Ceu Eras mah da.....

#Day4
Kemarin banyak tawaran midnight sale masuk ke hp. Rencananya aku pengen lihat tuh gimana suasana midnight sale di kota Sukabumi.

Setelah tarawih bersiaplah aku dengan segala peralatan penangkal dingin. Jaket, syal, sarung tangan, masker dan kerudung yg lumayan tebal.

Bersiap berangkat dengan motor berboncengan dengan si bebeph yang sudah siap sejak sertengah jam yang lalu. Diluar masih tampak ramai ibu-ibu, bapak-bapak juga anak-anak yang berlarian dan main pertasan. Tampak seperti masih sore, padakal sudah jam 10 lewat.

Sesaat setelah mengunci pintu, langkahku menuju parkiran motor tertahan. Ceu Eras tetangga yang terhalang 3 rumah dari rumahku datang menghampiri. Dengan alasan membutuhkan bantuan yang mendesak dia berhasil membuatku membuka kembali rumah yang sudah dikunci. Sepertinya aku tau maksud kedatangannya, tapi sudahlah ku dengarkan saja dulu apa maunya.

Benar sekali dugaan ku, dia datang untuk meminjam uang sejumlah 3jt rupiah. Katanya sih untuk membayar tunggakan uang sekolah anaknya. Berbagai alasan dia lontarkan sehingga aku tidak bisa menolaknya. Memang sih dia selalu mengembalikan uang sesuai dengan waktu yang ia janjikan, tapi kan saat ini aku ingin belanja ke midnight sale di kota.

Rasanya sulit menolak ceu Eras, tapi jika ku berikan uang ini berarti aku batal belanja. Sementara suamiku hanya memberi 1jt saja. Memang rencana hanya window shopping saja sih, tapi mana tau setelah melihat diskon besar-besaran, mungkin aja aku kalap dan uang 1 juta ini jadi tidak seberapa.

Sekali lagi ceu Eras mengungkapkan maksud kedatangannya. Akhirnya aku putuskan untuk memberikan uang 1jt ini untuk spp analnya ceu Eras.

"Ceu, kalo 3jt saya ga ada, ini ada 1jt mau?" Kataku memotong omongannya yang tidak bisa di stop sejak tadi. Ceu Eras terdiam, kulanjutkan ucapanku sebelum dia mulai bicara lagi.

"Ini sih tadinya mau saya pakai malam ini, tapi dengar anak eceu ga bisa ikut ujian kalo ga lunas spp ya saya kasian. Ini eceu  bawa aja dl 1jt ya, mungkin bisa bantu."

Sebenarnya aku juga aga kesal karena tidak jd belanja, tapi ya gimana lagi. Biarlah, suamiku pun pasti mengerti.

Tapi jawabam si eceu di luar dugaan.
"Aduh 1 juta ya? Saya tanggung kalo bawa uang segitu bu,  masih mending saya gadai kulkas di rumah mungkin 3jt dapet." Jawabnya.

"Hellooooow! Situ okey?!" Teriakku dalam hati. Ini tetangga kurang se-ons kali ya otaknya. Antara kesal, heran dan konyol aku duduk depan si Eceu yang satu ini.

"Oh... ya sudah ceu, kalo eceu ga mau, saya permisi dulu ya, mau belanja, takut keburu tutup mol nya" lalu aku mempersilahkan dia pergi dan menyusul suamiku yang sudah menunggu sejak tadi.

#NulisRandom2017
#NulisRandomVit
#VitNulisRandom

Jumat, 02 Juni 2017

DELISA JADI MERMAID




#Day3
Untuk yang kesekian kali rencanaku pulang ke Bandung batal. Kali ini bukan karena tugas dadakan atau pelatihan. Kali ini Allah belum mengizinkan karena badan mendadak kurang sehat.

Kala menunggu yang jumatan pulang, sambil menonton streaming aku tiduran hingga lelap tertidur betulan. Entah karena angin atau memang kelelahan, bangun tidur kurasakan suhu badanku menurun drastis, kepala pening, hidung meler, dan kaki sedikit kaku. Sepertinya tidak mungkin aku melanjutkan niat untuk ke Bandung hari ini. Puasaku pun enggan ku batalkan, tanggung tinggal beberapa jam lagi. Mungkin setelah buka, cukup makan dan minum obat badanku akan kembali normal.

Aku hubungi adikku di Bandung untuk mengabari (lagi) keberangkatanku yang tertunda.

Kebetulan keponakanku Delisa sedang berada dekat dengan Maminya yang sedang menerima telponku.
"Adel mau nelpon" terdengar suara Delisa jelas di ujung telpon sana.
"Halo ibu, kapan kesini?"
"Besok ya Del, ibu mau beli dulu baju mermaid buat Adel" jawabku beralasan, tapi aku memang hendak membelikan baju yang saat ini banyak digemari anak-anak perempuan seusia Delisa.
"Adel udah punya bu." lalu Delisa pergi dan suaranya digantikan dengan suara adikku.
Di belakang masih terdengar suara Delisa "Mih aku foto ya, buat ibu"

Tiba-tiba terdengar adikku  tertawa keras, "Ya udah teh nanti aku sampaikan ke mama kalo teteh pulang besok. Ini si Adel minta di foto, nanti aku kirimkan fotonya ya." Ucap adikku lalu menutup telponnya.

Tak lama notifikasi Wa terdengar, sudah kuduga pasti foto Delisa yang dikirim oleh Maminya.

Tampak Delisa duduk setengah berbaring mengikuti pose seorang mermaid dengan menggunakan sarung bantal guling di badan bagian bawah.

#NulisRandom2017
#NulisRandomVit
#VitNulisRandom

DOA DELISA

#Day2
Sudah hampir 3 bulan aku terus membatalkan pulang ke Bandung mengunjungi kedua orang tua.

Selalu membatalkan didetik-detik terakhir. Begitu pula dengan minggu lalu yang seharusnya menjadi acara keluarga dengan berkumpul dan makan bersama untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Sayang tepat 5 hari sebelum bulan puasa saya mendapat tugas yang tidak bisa ditolak, mendampingi kawan-kawan satu profesi dalam sebuah pelatihan kurrikulum.

"Hmmf.. batal lagi deh pulang ke Bandung." Aku bergumam dalam hati waktu itu ketika menerima surat tugas. Denga berat hati aku aku telpon mama dan meminta maaf, untuk kesekiankalinya, bahwa kepulanganku diundur (lagi).

Mama sih hanya bisa berkata, "Iya tidak apa-apa, jangan mengganggu tugas", tapi hatiku kok sedih ya mendengarnya.

Ini bukan keluhan, karena aku pun menyayangi profesi ini, tapi mungkin mewakili perasaan beberapa teman satu profesi juga. Kenapa setiap pelatihan harus dilaksanakan di bulan puasa? Dengan waktu berhari-hari harus meninggalkan keluarga dirumah. Tapi kembali lagi, karena aku mencintai profesi ini, aku tetap jalani dan akan aku bayar waktu yang sempat terlewatkan dengan waktu kebersamaan yang lebih berkualitas.

Serasa menjadi seorang Bang Toyib, sudah 4 tahun ini setiap awal puasa aku tidak bersama keluarga. Ku habiskan waktu di satu tempat pelatihan ke tempat pelatihan yang lain. Tapi itulah rezeki yang telah Allah tetapkan untukku dan orang-orang di sekelilingku.

Tadi malam aku kembali memerima kiriman video melalui wa dari adikku. Seperti biasa, Delisa keponakanku sedang beraksi. Kali ini dia berbicara dengan lucunya, mengatakan "Ih... Kakek sibuk, Om Eca sibuk, Ibu (maksudnya aku) sibuk, Ayah sibuk, ya udah aku sama Nenek aja, ya Mih" dengan tampang yang dibuat lucu dan diakhiri dengan ketawa khasnya.

Dan satu video lagi berisi "Ya Allah sehatkanlah aku, kakek, nenek dan semuanya, Aamiin ya robbalalamin"

Kedua video yang benar-benar membuat aku rindu pada keluargaku di Bandung. Sepertinya hari ini kuputuskan untuk menyempatkan pulang, walau hanya beberapa hari dan hanya menghabiskan long weekend ini saja, sepertinya layak untuk dilaksanakan. Dua hari 'kejepit' ini akan ku tinggalkan sejenak segala pekerjaanku, demi 4 hari kebersamaan dengan keluarga di Bandung.

#NulisRandom2017
#VitNulisRandom
#NulisRandomVit

DELISA MAU SAHUR

#Day1
Mendapat kiriman foto keponakan sedang makan melalui Wa. Balita belum genap 4tahun, Delisa, selalu ada aja ceritanya.

Mami mendapati Delisa sedang berada diatas meja makan, berusaha membuka toples dimana biasa tersimpan cemilannya, tapi kebetulan saat ini toples itu kosong.

Delisa kembali duduk di sofa depan tv tanpa bicara apapun. Maminya melihat lalu bertanya, "Adel lapar?" Dijawab dengan anggukan kecil.

Mami memang lupa mengisi toples Adel. Mami mengajak adel ke meja makan dan membuka tudung saji, membiarkan dia memilih yang dia mau. Ada tempe goreng, telur dadar, dan sambal oncom sisa sahur.
"Adel mau yang mana?"
Tapi delisa menggelengkan kepala.
Mami bertanya kenapa Delisa tidak mau makan.
Tiba-tiba Delisa meminta mami menutup semua tirai di rumah dan menyalakan lampu di atas meja makan.
"Adel mau saur, mami. Sama itu!" Dia menunjuk pada piring berisi sambal oncom yang memang biasa dibuat tidak pedas.
Rupanya Delisa tahu ini bulan puasa, kebiasaan ikut sahur membuat dia menganggap bulan puasa itu harus makan dengan kondisi tirai tertutup dan lampu menyala seperti malam hari.

Sukabumi, 1 juni 2017

#NulisRandom2017
#NulisRandomVit
#VitNulisRandom